Profil Desa Borokulon

Ketahui informasi secara rinci Desa Borokulon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Borokulon

Tentang Kami

Profil Desa Borokulon, Banyuurip, Purworejo. Mengupas potensi sebagai sentra buah manggis berkualitas, lumbung padi, serta rintisan desa budaya dengan situs bersejarah Eyang Pager Gunung di lokasi yang strategis.

  • Sentra Buah Manggis Unggulan

    Borokulon merupakan salah satu desa penghasil utama buah manggis berkualitas di Kabupaten Purworejo, yang menjadi ikon dan komoditas andalan perkebunan desa.

  • Basis Pertanian Padi yang Produktif

    Berada di kawasan dataran rendah yang subur, desa ini menjadi basis pertanian padi sawah yang produktif dan menjadi pilar utama ketahanan pangan lokal.

  • Rintisan Desa Budaya dan Sejarah

    Desa ini memiliki potensi sebagai rintisan desa budaya berkat keberadaan situs-situs bersejarah, terutama petilasan Eyang Pager Gunung, yang menjadi pusat kegiatan spiritual dan budaya.

XM Broker

Berada di lokasi yang sangat strategis di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Desa Borokulon memancarkan pesona sebagai sebuah desa agraris yang dinamis dengan potensi budaya yang kaya. Dikenal luas di kalangan pedagang buah sebagai salah satu sentra penghasil manggis berkualitas, desa ini menjadikan sektor perkebunan sebagai salah satu pilar ekonomi utamanya. Namun kekuatan Borokulon tidak hanya terletak pada manisnya buah-buahan. Desa ini juga merupakan lumbung padi yang produktif dan kini tengah merintis jalan sebagai desa budaya, berkat keberadaan situs-situs bersejarah seperti petilasan Eyang Pager Gunung. Dengan perpaduan antara kesuburan tanah, semangat wirausaha, dan kesadaran akan warisan leluhur, Borokulon menampilkan diri sebagai desa yang seimbang antara kemajuan agraris dan pelestarian budaya.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara geografis, Desa Borokulon terletak di kawasan dataran rendah yang subur di Kecamatan Banyuurip. Topografinya yang relatif datar menjadikan wilayah ini sangat cocok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan, terutama padi sawah, serta perkebunan buah-buahan. Posisinya yang tidak jauh dari jalan raya utama Deandels dan pusat pemerintahan kabupaten memberikan keuntungan dari segi aksesibilitas dan kemudahan jalur distribusi, baik untuk hasil pertanian maupun mobilitas penduduk.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Borokulon memiliki luas wilayah sekitar 1,89 km². Wilayah yang tergolong tidak terlalu luas ini dimanfaatkan secara intensif untuk pemukiman dan lahan produktif. Desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa tetangga. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Wangunrejo. Di sisi timur, wilayahnya dipisahkan oleh sungai dengan Desa Cengkawakrejo. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Popongan dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Borowetan.Dari aspek demografi, populasi Desa Borokulon tercatat berjumlah sekitar 2.700 jiwa. Dengan luas wilayah 1,89 km², maka tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi, yaitu sekitar 1.428 jiwa per km². Kepadatan ini mencerminkan karakter desa yang hidup dan dinamis. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik petani padi maupun pekebun manggis. Selain itu, banyak pula warga yang berprofesi sebagai pedagang, pegawai, buruh pabrik, dan wirausahawan di berbagai sektor.

Sentra Buah Manggis Berkualitas

Salah satu identitas terkuat yang melekat pada Desa Borokulon adalah statusnya sebagai sentra penghasil buah manggis. Pohon-pohon manggis yang rimbun dan berusia puluhan tahun menjadi pemandangan umum di hampir setiap pekarangan dan kebun warga. Iklim dan kondisi tanah di Borokulon terbukti sangat cocok untuk menghasilkan buah manggis berkualitas super, yang dikenal dengan kulit mulus, rasa manis segar, dan ukuran yang besar.Saat musim panen raya tiba, biasanya pada awal tahun, Desa Borokulon berubah menjadi pusat aktivitas perdagangan buah. Para tengkulak dan pedagang besar dari berbagai kota datang langsung ke desa untuk membeli manggis dari para petani. Aktivitas ekonomi ini memberikan dampak perputaran uang yang signifikan bagi masyarakat. Sebagian petani kini tidak hanya menjual buah segar, tetapi juga mulai melirik potensi pengolahan pascapanen, seperti jus atau sirup manggis, meskipun masih dalam skala kecil. Potensi agrowisata petik manggis juga menjadi peluang yang sangat menarik untuk dikembangkan di masa depan, di mana pengunjung dapat merasakan sensasi memetik buah langsung dari pohonnya.

Basis Pertanian Padi yang Produktif

Di samping keunggulan di sektor perkebunan, Desa Borokulon tetap mempertahankan perannya sebagai desa agraris dengan basis pertanian padi sawah yang kuat. Hamparan sawah beririgasi teknis mendominasi lanskap desa, membuktikan komitmen warga dalam menjaga ketahanan pangan. Sistem irigasi yang terkelola dengan baik memungkinkan petani untuk melakukan dua hingga tiga kali masa tanam dalam setahun.Kelompok-kelompok tani (Gapoktan) di Desa Borokulon berperan aktif dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Mereka menjadi wadah untuk penyuluhan dari dinas terkait, distribusi pupuk bersubsidi, dan adopsi teknologi pertanian seperti penggunaan traktor dan mesin perontok padi. Hasil panen padi dari Borokulon tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga menjadi salah satu pemasok beras penting untuk pasar di Kabupaten Purworejo.

Pemerintahan dan Rintisan Desa Budaya

Pemerintahan Desa Borokulon, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan jajarannya, menunjukkan visi yang progresif dengan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga pada pengembangan potensi budaya dan sejarah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Borokulon kini tengah dirintis untuk menjadi "Desa Budaya".Langkah ini didasarkan pada kekayaan warisan tak benda dan benda yang dimiliki desa. Salah satu situs yang paling dihormati adalah petilasan atau makam Eyang Pager Gunung. Situs ini diyakini sebagai makam salah seorang tokoh leluhur yang berjasa dalam sejarah awal desa. Lokasi ini tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi warga lokal, tetapi juga sering menjadi pusat kegiatan budaya dan spiritual, terutama pada bulan-bulan tertentu dalam kalender Jawa.Pemerintah desa bersama komunitas lokal secara aktif berupaya untuk merevitalisasi dan mempromosikan situs ini sebagai aset budaya. Selain itu, berbagai kesenian tradisional seperti ndolalak dan hadrah juga terus dilestarikan melalui sanggar-sanggar seni yang ada di desa. Upaya merintis jalan sebagai desa budaya ini diharapkan dapat menciptakan identitas yang unik dan membuka peluang baru di sektor pariwisata budaya.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi Kerakyatan

Kehidupan sosial masyarakat Desa Borokulon sangat dinamis. Lokasinya yang dekat dengan pusat keramaian tidak menggerus nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang telah mengakar. Semangat guyub rukun (hidup rukun dan harmonis) masih sangat terasa, terutama dalam kegiatan-kegiatan komunal seperti kerja bakti, hajatan, dan perayaan hari besar keagamaan.Ekonomi kerakyatan juga tumbuh subur di desa ini. Selain pertanian dan perkebunan, banyak warga yang membuka usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Warung-warung kuliner, toko kelontong, usaha jasa seperti perbengkelan, dan aneka industri rumah tangga menjadi penopang ekonomi keluarga. Keuletan dan semangat wirausaha masyarakat menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi kemajuan desa.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa yang berada di lokasi strategis dan berkembang, Borokulon menghadapi tantangan modernisasi. Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman menjadi ancaman yang perlu dikelola dengan bijaksana melalui tata ruang desa yang baik. Di sektor perkebunan manggis, tantangan datang dari regenerasi petani dan perlunya inovasi pascapanen untuk meningkatkan nilai jual produk.Dalam upaya menjadi desa budaya, tantangan utamanya adalah bagaimana mengemas warisan sejarah dan budaya menjadi sebuah atraksi yang menarik tanpa menghilangkan kesakralan dan otentisitasnya. Diperlukan riset sejarah yang lebih mendalam, penataan kawasan situs yang representatif, dan narasi yang kuat untuk disampaikan kepada pengunjung.Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Borokulon sangat cerah. Sinergi antara potensi agrowisata manggis dan wisata budaya berbasis sejarah merupakan kombinasi yang sangat kuat. Desa ini dapat mengembangkan paket wisata terpadu yang menawarkan pengalaman memetik manggis di pagi hari, dilanjutkan dengan kunjungan budaya ke situs Eyang Pager Gunung di siang hari, dan ditutup dengan menikmati kuliner khas lokal di malam hari.Dengan terus memperkuat kolaborasi antara pemerintah desa, petani, pelaku UMKM, dan pegiat budaya, Desa Borokulon berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu desa percontohan di Kabupaten Purworejo yang berhasil menyeimbangkan antara kemajuan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan keagungan budaya.Sebagai penutup, Desa Borokulon adalah bukti bahwa sebuah desa tidak harus memilih antara menjadi modern atau tradisional. Dengan merawat akar budayanya dan pada saat yang sama terbuka terhadap inovasi agraris, Borokulon menunjukkan bagaimana masa lalu dan masa kini dapat berjalan beriringan untuk menciptakan masa depan yang sejahtera dan berkarakter.